Jakarta - Mundurnya Andi Mallarangeng dari jabatannya sebagai Menpora setelah ditetapkan menjadi tersangka kasus kasus Hambalang dinilai sebagai momentum yang pas untuk melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu ke-II. Langkah tersebut dipandang perlu untuk menyelamatkan citra Presiden SBY.
"Karena citra kabinet pertaruhannya di sini karena waktu yang dimilikinya hanya tinggal satu tahun. Tapi yang jelas memang baik atau buruknya perfoma kabinet akan mempengaruhi citra presiden," ujar pengamat politik UGM, Ari Dwipayana kepada detikcom, Jumat (7/12/2012).
Ari mengatakan bahwa isu reshuffle yang sudah terhembus sejak beberapa waktu yang lalu, sebaiknya dieksekusi pada saat ini. Sebab, masyarakat dinilai membutuhkan langkah konkret presiden untuk memperbaiki perfoma kabinetnya.
"Apakah presiden akan melakukan perombakan yang sifatnya terbatas, hanya di Menpora saja atau lebih luas yakni melakukan perobakan di menteri-menteri yang lain," katanya.
Meski begitu, Ari berharap jika keputusan reshuffle atau tidaknya nanti harus didasari oleh faktor kinerja bukan politik. Untuk itu, presiden sebaiknya mempertimbangkan laporan kinerja yang diterbitkan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
"Presiden sudah punya UKP4. Dari situ bisa dilihat perfoma menteri-menteri seperti apa. Kalau memang hasil evaluasinya bagus kan ada di dalam rapor mereka," jelas Ari.
Kasus Andi juga seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk mengambil langkah lebih cepat. "Seharusnya jangan menunggu mundur. Kalau memang sudah terindikasi tersangkut (kasus korupsi) harus cepat diganti," imbuhnya.
sumber:http://news.detik.com/read/2012/12/08/065714/2112810/10/mundurnya-andi-mallarangeng-dinilai-momentum-pas-untuk-reshuffle-kabinet?9922022
Jumat, 07 Desember 2012
Pendidikan Agama Ditambah untuk Perkuat Karakter Siswa
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan agama, terutama di jenjang SD dan SMP pada kurikulum 2013 bakal ditambah. Penambahan jam pelajaran agama ini sebagai upaya untuk memperkuat pendidikan karakter siswa di sekolah.
Yanti Sriyulianti, praktisi pendidikan dari Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip), Rabu (5/12/2012), di Jakarta, mengatakan, pada pemikiran tentang perlunya perubahan kurikulum 2013, permasalahan soal lemahnya karakter generasi muda bangsa yang dibentuk lewat pendidikan di sekolah, menjadi salah satu sasaran penting yang harus tercapai pada pendidikan di sekolah ke depannya.
Menurut Yanti, pendidikan agama yang tidak sekadar teori atau pengetahuan, diyakini mampu membekali siswa untuk menjadi insan berakhlak mulia.
Pada kurikulum saat ini, ungkap Yanti, pendidikan agama dijalankan di kelas empat dan enam SD selama tiga jam per minggu. Pada kurikulum 2013, ada usulan penambahan jam pelajaran agama yakni mulai kelas satu hingga kelas enam selama empat jam per minggu, atau penambahan dikelas rendah.
Di jenjang SMP, penambahan jam mata pelajaran pendidikan agama dari dua jam menjadi tiga jam. Adapun di jenjang pendidikan menengah tetap dua jam per minggu.
Yanti mengungkapkan, pada uji publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Jakarta, persoalan pendidikan agama sempat disorot. Ada perbedaan pendapat di antara peserta uji publik yang tetap menginginkan pendidikan agama tidak usah ditambah.
Di lain pihak, lanjut Yanti, ada kelompok yang justru menilai penambahan jam mata pelajaran pendidikan agama dalam kurikulum 2013, dirasakan masih kurang untuk mendukung pendidikan karakter yang semakin kuat di sekolah.
Yanti mengatakan, pendidikan agama, terutama untuk sekolah umum, seharusnya lebih banyak ditekankan pada praktek nilai-nilai universal. "Pendidikan agama lebih baik menjadi tanggung jawab orangtua atau keluarga, khususnya untuk yang bukan sekolah keagamaan," ujar Yanti.
Menurut Yanti, pendidikan agama di sekolah jangan difokuskan pada perbedaan agama satu dengan yang lain. Justru yang lebih penting yakni ditekankan, pada nilai-nilai universal agama yang cinta kebenaran, keadilan sosial, kesetaraan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, tanggung jawab, bahkan saat tidak ada orang lain melihat.
HAR Tilaar, Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta, menambahkan, misi dalam perubahan kurikulum harus mengutamakan kepentingan terbaik anak. Selain itu, pendidikan ditujukan untuk memperkuat persatuan bangsa, dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Indonesia sebagai negara multikultural, kata Tilaar, harus mampu membekali setiap warga negara dengan kemampuan untuk hidup dalam perbedaan dengan memperkuat toleransi. Dalam perkembangan globalisasi, dunia ini tidak semata menuju persaingan, tetapi tiap orang dan bangsa harus mampu berkolaborasi dengan siapa pun.
Secara terpisah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk organisasi PBB Bidang Pendidikan, Sains, dan Budaya (UNESCO), Arief Rachman, mengatakan, siswa harus dididik hidup bersama dalam damai. Sebab, konflik yang timbul di masyarakat dapat bermula dari adanya perbedaan suku, budaya, dan agama, yang memang menjadi keseharian masyarakat Indonesia.
"Pendidikan untuk hidup bersama dan damai merupakan salah satu agenda penting UNESCO. Untuk mengembangkan konsep ini, perlu disipakan dengan baik di dalam materi pelajaran yang ada di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, maupun para gurunya," kata Arief.
Menurut Arief, pendidikan dengan perubahan kurikulum baru tetap intinya bagaimana menjadikan warga negara yang baik, termasuk hidup dalam damai meskipun ada perbedaan. Isu-isu keberagaman ini perlu terus dibangun, utamanya dengan menyiapkan guru yang mampu mengkomunikasikannya dengan baik.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, meyakinkan, perubahan kurikulum ini sebagai kebutuhan untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang mampu membawa bangsa menjadi bangsa yang cerdas dan bermartabat.
"Perbaikan pendidikan nasional yang selama ini dikeluhkan mengabaikan pendidikan nilai atau karakter, diakomodasi dengan perubahan-perubahan dalam kompetensi yang mesti dimiliki siswa," kata Nuh.
sumber:http://edukasi.kompas.com
Yanti Sriyulianti, praktisi pendidikan dari Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip), Rabu (5/12/2012), di Jakarta, mengatakan, pada pemikiran tentang perlunya perubahan kurikulum 2013, permasalahan soal lemahnya karakter generasi muda bangsa yang dibentuk lewat pendidikan di sekolah, menjadi salah satu sasaran penting yang harus tercapai pada pendidikan di sekolah ke depannya.
Menurut Yanti, pendidikan agama yang tidak sekadar teori atau pengetahuan, diyakini mampu membekali siswa untuk menjadi insan berakhlak mulia.
Pada kurikulum saat ini, ungkap Yanti, pendidikan agama dijalankan di kelas empat dan enam SD selama tiga jam per minggu. Pada kurikulum 2013, ada usulan penambahan jam pelajaran agama yakni mulai kelas satu hingga kelas enam selama empat jam per minggu, atau penambahan dikelas rendah.
Di jenjang SMP, penambahan jam mata pelajaran pendidikan agama dari dua jam menjadi tiga jam. Adapun di jenjang pendidikan menengah tetap dua jam per minggu.
Yanti mengungkapkan, pada uji publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Jakarta, persoalan pendidikan agama sempat disorot. Ada perbedaan pendapat di antara peserta uji publik yang tetap menginginkan pendidikan agama tidak usah ditambah.
Di lain pihak, lanjut Yanti, ada kelompok yang justru menilai penambahan jam mata pelajaran pendidikan agama dalam kurikulum 2013, dirasakan masih kurang untuk mendukung pendidikan karakter yang semakin kuat di sekolah.
Yanti mengatakan, pendidikan agama, terutama untuk sekolah umum, seharusnya lebih banyak ditekankan pada praktek nilai-nilai universal. "Pendidikan agama lebih baik menjadi tanggung jawab orangtua atau keluarga, khususnya untuk yang bukan sekolah keagamaan," ujar Yanti.
Menurut Yanti, pendidikan agama di sekolah jangan difokuskan pada perbedaan agama satu dengan yang lain. Justru yang lebih penting yakni ditekankan, pada nilai-nilai universal agama yang cinta kebenaran, keadilan sosial, kesetaraan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, tanggung jawab, bahkan saat tidak ada orang lain melihat.
HAR Tilaar, Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Jakarta, menambahkan, misi dalam perubahan kurikulum harus mengutamakan kepentingan terbaik anak. Selain itu, pendidikan ditujukan untuk memperkuat persatuan bangsa, dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Indonesia sebagai negara multikultural, kata Tilaar, harus mampu membekali setiap warga negara dengan kemampuan untuk hidup dalam perbedaan dengan memperkuat toleransi. Dalam perkembangan globalisasi, dunia ini tidak semata menuju persaingan, tetapi tiap orang dan bangsa harus mampu berkolaborasi dengan siapa pun.
Secara terpisah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk organisasi PBB Bidang Pendidikan, Sains, dan Budaya (UNESCO), Arief Rachman, mengatakan, siswa harus dididik hidup bersama dalam damai. Sebab, konflik yang timbul di masyarakat dapat bermula dari adanya perbedaan suku, budaya, dan agama, yang memang menjadi keseharian masyarakat Indonesia.
"Pendidikan untuk hidup bersama dan damai merupakan salah satu agenda penting UNESCO. Untuk mengembangkan konsep ini, perlu disipakan dengan baik di dalam materi pelajaran yang ada di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, maupun para gurunya," kata Arief.
Menurut Arief, pendidikan dengan perubahan kurikulum baru tetap intinya bagaimana menjadikan warga negara yang baik, termasuk hidup dalam damai meskipun ada perbedaan. Isu-isu keberagaman ini perlu terus dibangun, utamanya dengan menyiapkan guru yang mampu mengkomunikasikannya dengan baik.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, meyakinkan, perubahan kurikulum ini sebagai kebutuhan untuk menyiapkan generasi muda bangsa yang mampu membawa bangsa menjadi bangsa yang cerdas dan bermartabat.
"Perbaikan pendidikan nasional yang selama ini dikeluhkan mengabaikan pendidikan nilai atau karakter, diakomodasi dengan perubahan-perubahan dalam kompetensi yang mesti dimiliki siswa," kata Nuh.
sumber:http://edukasi.kompas.com
Sejarah Skateboard
Derio Hendrabayu No comments
Skateboard berasal dari California, Amerika Serikat yang terkenal dengan olahraga selancarnya. Konon, para peselancar mencari akal bagaimana mereka bisa tetap bermain seluncur pada saat ombak laut sedang surut.
Maka, pada akhir 1940 hingga awal 1950, diperkenalkanlah permainan skateboard. Skateboard adalah permainan menaiki dan melakukan berbagai trik menggunakan papan skateboard.
Papan skateboard saat pertama kali dikenal, sangat sederhana. Hanya kotak atau sebatang kayu yang dipahat tangan dan diberi ban sepatu roda. Namanya saat itu sidewalk surfing. Karena permainan ini hanya dimainkan ketika ombak surut.
Yang pertama memesan papan skateboard untuk dijual adalah Bill Richard, seorang pemilik toko selancar di California. Perusahaan pembuatnya adalah The Chicago Roller Skate Company.
Di tahun 1963, permainan skateboard mulai terkenal. Perusahaan pembuat papan skateboard yang bermunculan seperti Jack’s, Hobie, dan Mahaka bersaing ketat. Atlet skateboard pun menjadi idola.
Mereka di antaranya Torger Johnson, Woody Woodward, dan Danny Berer. Tapi, permainan mereka beda lho dengan gaya skateboard zaman sekarang. gaya pemain dulu, lebih mirip penari balet dalam beratraksi.
Tak terduga, di tengah kejayaannya. Tiba-tiba skateboard mengalami kemunduran pada 1965. Permainan ini dianggap tak lebih macho daripada permainan hula hop anak perempuan. Perusahaan skateboard banyak gulung tikar. Tapi, masih banyak remaja yang setia memainkannya di kala senggang.
Tahun 1975, skateboard mulai bangkit kembali. Hal ini karena marak diadakan lomba freestyle dan slalom. Salah satu yang terbesar adalah kontes freestyle dan slalom di Del Mar, California. Saat itu, Zephyr team memperkenalkan gaya permainan yang beda sama sekali dari jaman skateboard dulu.
Anggota tim Tony Alva, Jay Adams, dan Stacy Peralta. Mereka melakukan banyak gaya yang tak terbayangkan di atas skateboard mereka. Sontak, permainan ini menjadi lebih macho dan cool di kalangan remaja.
Pada era 1980, pemain skateboard mulai membuat vert ramp atau lahan untuk bermain skateboard. Teknik bermain skateboard baru pun bermunculan. Yang termashyur adalah Alan Gelfand. Ia orang yang pertama kali menemukan teknik ollie di Florida pada 1976.
Ia kini lebih banyak dikenal dengan sebutan Alan “Ollie” Gelfand. Teknik Ollie sendiri adalah memainkan skateboard tanpa memegang papan skateboard seperti sedang terbang.
Berskateboard pun kini tidak hanya di lahan skateboard tapi merambah ke taman kota, trotoar, pusat perbelanjaan seperti mal pun menjadi pilihan bermain. Teknologi papan skate juga berkembang lebih modern dan lebih enak dipakai.
Lebar papan adalah 8 inci dengan panjang 30 sampai 32 inci dengan ban yang terbuat dari polyurethane. Desain pun lebih menarik dan bervariasi. Skateboard merambah seluruh dunia termasuk Indonesia.
sumber : http://zheyfive.blogspot.com
Skateboard berasal dari California, Amerika Serikat yang terkenal dengan olahraga selancarnya. Konon, para peselancar mencari akal bagaimana mereka bisa tetap bermain seluncur pada saat ombak laut sedang surut.
Maka, pada akhir 1940 hingga awal 1950, diperkenalkanlah permainan skateboard. Skateboard adalah permainan menaiki dan melakukan berbagai trik menggunakan papan skateboard.
Papan skateboard saat pertama kali dikenal, sangat sederhana. Hanya kotak atau sebatang kayu yang dipahat tangan dan diberi ban sepatu roda. Namanya saat itu sidewalk surfing. Karena permainan ini hanya dimainkan ketika ombak surut.
Yang pertama memesan papan skateboard untuk dijual adalah Bill Richard, seorang pemilik toko selancar di California. Perusahaan pembuatnya adalah The Chicago Roller Skate Company.
Di tahun 1963, permainan skateboard mulai terkenal. Perusahaan pembuat papan skateboard yang bermunculan seperti Jack’s, Hobie, dan Mahaka bersaing ketat. Atlet skateboard pun menjadi idola.
Mereka di antaranya Torger Johnson, Woody Woodward, dan Danny Berer. Tapi, permainan mereka beda lho dengan gaya skateboard zaman sekarang. gaya pemain dulu, lebih mirip penari balet dalam beratraksi.
Tak terduga, di tengah kejayaannya. Tiba-tiba skateboard mengalami kemunduran pada 1965. Permainan ini dianggap tak lebih macho daripada permainan hula hop anak perempuan. Perusahaan skateboard banyak gulung tikar. Tapi, masih banyak remaja yang setia memainkannya di kala senggang.
Tahun 1975, skateboard mulai bangkit kembali. Hal ini karena marak diadakan lomba freestyle dan slalom. Salah satu yang terbesar adalah kontes freestyle dan slalom di Del Mar, California. Saat itu, Zephyr team memperkenalkan gaya permainan yang beda sama sekali dari jaman skateboard dulu.
Anggota tim Tony Alva, Jay Adams, dan Stacy Peralta. Mereka melakukan banyak gaya yang tak terbayangkan di atas skateboard mereka. Sontak, permainan ini menjadi lebih macho dan cool di kalangan remaja.
Pada era 1980, pemain skateboard mulai membuat vert ramp atau lahan untuk bermain skateboard. Teknik bermain skateboard baru pun bermunculan. Yang termashyur adalah Alan Gelfand. Ia orang yang pertama kali menemukan teknik ollie di Florida pada 1976.
Ia kini lebih banyak dikenal dengan sebutan Alan “Ollie” Gelfand. Teknik Ollie sendiri adalah memainkan skateboard tanpa memegang papan skateboard seperti sedang terbang.
Berskateboard pun kini tidak hanya di lahan skateboard tapi merambah ke taman kota, trotoar, pusat perbelanjaan seperti mal pun menjadi pilihan bermain. Teknologi papan skate juga berkembang lebih modern dan lebih enak dipakai.
Lebar papan adalah 8 inci dengan panjang 30 sampai 32 inci dengan ban yang terbuat dari polyurethane. Desain pun lebih menarik dan bervariasi. Skateboard merambah seluruh dunia termasuk Indonesia.
sumber : http://zheyfive.blogspot.com
Kamis, 06 September 2012
Senin, 27 Agustus 2012
Langganan:
Komentar (Atom)